Tentang Foto Jurnalistik


Foto jurnalistik mempunyai daya jangkau yang sangat luas. Dia mampu menyusupi seluruh fase intelektual hidup kita, membawa pengaruh besar atas pemikiran dan pembentukan pendapat publik. Kerja seorang pewarta foto adalah titipan mata dari masyarakat di mana foto yang tersaji adalah benar-benar bersifat jujur dan adil.
Sesuai dengan sasaran yang esensial dari pekerjaan jurnalistik atau kewartawanan, yaitu membantu khalayak ramai mengembangkan sikap untuk menghargai apa yang dianggap baik, di samping merangsang kemauan untuk merubah apa yang dianggap kurang baik.
Secara umum fotografi jurnalistik dibagi menjadi beberapa, yaitu:
1. Spot
Lazim juga disebut hot news (berita hangat) atau hard news (berita keras). Berita yang termasuk dalam kategori ini meliputi aneka peristiwa mendadak yang melukiskan sejarah masa kini dan berlangsung sepintas. Misalnya peristiwa huru-hara, bencana alam, kecelakaan dan berbagai kejadian alam serta manusia, yang menuntut kesigapan pewarta foto untuk menangkapnya dalam hitungan detik. Kunci sukses untuk liputan berita dalam kategori ini seorang pewarta foto harus berada tepat di pusat peristiwa pada saat yang tepat, sebab subyek foto jenis ini tidak pernah bisa disuruh menunggu kehadiran juru foto.
2. Feature
Ini masih berkaitan dengan sebuah berita spot, tetapi berbeda dalam segi penggarapannya. Satu contoh misalnya rumah terbakar, untuk sajian berita spot sudah dianggap layak jika sudah melukiskan kobaran api atau asap hitam yang membubung tinggi ke langit. Namun dalam pola kategori features, pembaca diajak merasakan emosi para korban, dengan menampilkan wajah manusia sementara situasi morat-marit sebagai latar belakang. Foto-foto dalam kategori ini bukan sekedar jepretan sepintas (snapshot), tetapi ada upaya pewarta foto untuk memilih sudut pandang yang khas.
3. Olah raga
Perbendaharaan pengetahuan untuk tiap cabang permainan amat menentukan sukses tidaknya membuat foto pada kategori ini. Kreatifitas sang pewarta foto selalu diuji oleh keadaan atau peristiwanya. Cara menangkap momen penting disini juga patut disimak, apakah mampu memberikan sensasi tersendiri ataukah hanya mengulang peristiwa yang pernah ada. Orisinalitas sudat pandang didalam foto kategori ini layak dihargai sama pentingnya dengan bahan liputannya itu sendiri.
4. Potret
Pengertian potret (Potrait) dalam foto jurnalistik bukan melulu berupa close Up yang mampu menampilkan karakteristik dan suasana hati sang subyek terkenal. Paling utama adalah keunggulan pengungkapan kreatif dari watak seorang tokoh, hingga seakan-akan merupakan sebuah biografi visual. Hal ini dapat disajikan dalam bentuk Close Up atau ditengah suatu situasi atau kegiatan tertentu.
5. Fesyen (Fashion)
Dalam kajian berita Fashion, ada dua kegiatan yang harus diliput oleh pewarta foto yaitu kegiatan pentas dan kegiatan studio. Kedua bentuk kegiatan itu penanganan fotografisnya adalah serba khas. Kegiatan pentas atau panggung menuntut keunggulan pewarta foto untuk mengabadikan dalam tempo terbatas tanpa dipengaruhi unsur-unsur lain. Sedangkan kegiatan studio, seorang pewarta foto harus terlibat kerja sama dengan perias wajah atau penata artistic serta pihak lain yang menunjang suksesnya penyajian subyek foto tersebut.
6. Pariwisata
Pemberitaan Foto dari kategori ini adalah mengangkat kegiatan di sekitar obyek wisata. Pemberitaan semacam ini yang terpenting adalah mengandung nilai informasi bagi publik awam, baik mengenai tempat dengan suasana yang unik maupun mengenai bentuk adat serta budaya lokal yang menambah pengetahuan pembaca di daerah lain.
7. Celah Kehidupan
Berita dalam kategori ini boleh dikatakan lumrah meskipun tanpa terikat syarat unsur kehangatan (hot news). Yang diutamakan pada foto dalam kategori ini adalah segi keunikan subyeknya. Di negeri kita tercinta ini sasaran fotografi mengenai subyek semacam ini boleh dibilang melimpah. Selalu ada bahannya, asal saja sang pewarta foto jeli mengamatinya sehingga nantinya akan tercipta foto yang amat menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar